SMA Unggul Del Dari Segelintir Siswa
Surabaya, kota besar penuh cahaya dan kesibukan, itulah tempat kelahiranku. Hidup di tengah gemerlap lampu kota, suara klakson kendaraan, dan segala kemudahan modern, itulah yang sudah biasa bagiku. Tapi suatu hari, aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah di SMA Unggul Del, jauh di Toba, Sumatera Utara. Perubahan ini benar-benar mengubah hidupku.
Perjalanan panjang dari Surabaya ke Toba akhirnya berakhir. Begitu menjejakkan kaki di sana, aku langsung disambut pemandangan Danau Toba yang memukau. Suasananya begitu berbeda. Di sini, setiap pagi aku disambut suara burung dan udara segar yang tidak pernah kurasakan di Surabaya.
Awalnya, menyesuaikan diri dengan kehidupan di desa bukan hal yang mudah. Fasilitas yang terbatas dan ritme hidup yang lambat membuatku harus belajar banyak hal baru. Tapi seiring waktu, aku mulai menikmati kesederhanaan hidup di desa. Aku belajar menjadi lebih mandiri, menghargai setiap momen, dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil.
Di SMA Unggul Del, aku tidak hanya belajar mata pelajaran biasa, tapi juga budaya Batak. Masyarakat di sini sangat bangga dengan tradisi mereka. Dari upacara adat hingga kehidupan sehari-hari, semuanya kaya dengan nilai-nilai budaya.
Sebagai orang Batak, ini adalah kesempatan luar biasa untuk lebih mengenal akar budayaku. Aku belajar bahasa Batak, menari tarian tradisional, dan ikut dalam berbagai kegiatan adat. Semua pengalaman ini membuatku merasa lebih dekat dengan identitasku dan semakin mencintai warisan budaya nenek moyangku.
Hidup di Toba mengajarkanku banyak hal, terutama tentang rasa syukur. Di tengah segala keterbatasan, aku belajar menghargai apa yang kumiliki dan menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu berasal dari kemewahan. Orang-orang di desa hidup dengan penuh rasa syukur dan kebersamaan, meski fasilitas mereka sederhana.
Perjalananku dari Surabaya ke SMA Unggul Del di Toba adalah perjalanan menemukan diri sendiri. Dari kehidupan kota yang serba cepat, aku menemukan ketenangan dan kebahagiaan di desa. Lebih dari itu, aku menemukan rasa syukur dan cinta yang mendalam terhadap adat dan budaya Batak. Pengalaman ini adalah bagian berharga dalam hidupku, yang mengajarkanku untuk selalu bersyukur dan mencintai akar budayaku.